Object-oriented database adalah salah satu jenis
database dimana data direpresentasikan dalam bentuk object. Object Oriented
Database merupakan sebuah sistem data base yang menggabungkan semua konsep
penting dari object oriented.
Pendekatan
ini sangat dipengaruhi oleh bahasa pemrograman object-oriented dan dapat
dipahami sebagai usaha untuk menambah fungsionalitas DBMS pada lingkup bahasa
pemrograman.
Kelebihan OODB
1.
Desain yang indah
Banyaknya waktu dan tenaga yang terbuang dalam menangani data memang menjadi masalah yang umum dalam suatu sistem basis data. Dalam OODB masalah tersebut dapat diminimisasi dengan konsep berorientasi objek yang dimilikinya sebab dengan konsep OO, proses penyimpanan dan pengambilan data akan menjadi lebih sederhana. Selain mendapatkan persistensi data, dengan OODB kita juga mendapatkan persistensi keseluruhan obyek database, bahkan termasuk implemented behaviour-nya. Kita juga dapat dengan mudah memanggil suatu method dari objek tertentu pada database di server sehingga distribusi aplikasinya lebih mudah.
Banyaknya waktu dan tenaga yang terbuang dalam menangani data memang menjadi masalah yang umum dalam suatu sistem basis data. Dalam OODB masalah tersebut dapat diminimisasi dengan konsep berorientasi objek yang dimilikinya sebab dengan konsep OO, proses penyimpanan dan pengambilan data akan menjadi lebih sederhana. Selain mendapatkan persistensi data, dengan OODB kita juga mendapatkan persistensi keseluruhan obyek database, bahkan termasuk implemented behaviour-nya. Kita juga dapat dengan mudah memanggil suatu method dari objek tertentu pada database di server sehingga distribusi aplikasinya lebih mudah.
2.
Penyederhanaan pembuatan aplikasi
Tanpa disadari, terkadang suatu proyek dapat melambung biayanya karena faktor teknis seperti penggunaan beberapa tool, bahasa program dan lingkungan dari aplikasi yang berbeda-beda. Belum lagi biaya pelatihan dan lain-lain. Dengan OODB kita dapat menyederhanakan pembuatan aplikasi dengan mengurangi penggunaan bahasa pemrograman dan teknologi yang digunakan. Programmer cukup menguasai konsep OO dan bahasa pemrograman OO dengan sedikit tambahan mengenai konektivitas aplikasi dengan database. Selain itu, programmer tinggal memfokuskan pada persistensi objek.
Tanpa disadari, terkadang suatu proyek dapat melambung biayanya karena faktor teknis seperti penggunaan beberapa tool, bahasa program dan lingkungan dari aplikasi yang berbeda-beda. Belum lagi biaya pelatihan dan lain-lain. Dengan OODB kita dapat menyederhanakan pembuatan aplikasi dengan mengurangi penggunaan bahasa pemrograman dan teknologi yang digunakan. Programmer cukup menguasai konsep OO dan bahasa pemrograman OO dengan sedikit tambahan mengenai konektivitas aplikasi dengan database. Selain itu, programmer tinggal memfokuskan pada persistensi objek.
3.
Kinerja yang tangguh
Dengan RDB seorang programmer harus menghabiskan waktu dan tenaga untuk memetakan data dengan objek, menguraikan tabel-tabel ke dalam objek dan sebagainya. Terkadang hal ini mencapai sepertiga atau bahkan separuh dari program itu sendiri. Hal ini tentunya akan menyebabkan kinerja menjadi lambat karena harus memetakan objek tersebut, belum lagi bila harus melaksanakan query-query yang kompleks. Masalah tersebut tidak dijumpai dalam OODB, karena dalam OODB, program mengakses data dengan objek nya secara langsung sehingga kinerja program akan lebih tinggi. Lebih dari itu, pada beberapa produk ODBMS bahkan dimungkinkan adanya client caching. Bayangkan kecepatan yang dapat dihasilkan bila program hanya perlu mengakses cache dari database yang sudah ada di client.
Dengan RDB seorang programmer harus menghabiskan waktu dan tenaga untuk memetakan data dengan objek, menguraikan tabel-tabel ke dalam objek dan sebagainya. Terkadang hal ini mencapai sepertiga atau bahkan separuh dari program itu sendiri. Hal ini tentunya akan menyebabkan kinerja menjadi lambat karena harus memetakan objek tersebut, belum lagi bila harus melaksanakan query-query yang kompleks. Masalah tersebut tidak dijumpai dalam OODB, karena dalam OODB, program mengakses data dengan objek nya secara langsung sehingga kinerja program akan lebih tinggi. Lebih dari itu, pada beberapa produk ODBMS bahkan dimungkinkan adanya client caching. Bayangkan kecepatan yang dapat dihasilkan bila program hanya perlu mengakses cache dari database yang sudah ada di client.
Kelemahan OODB
1.
Tight coupling
Coupling berarti keterkaitan antara aplikasi dan database. Tight coupling berarti keterkaitan yang kuat antara aplikasi dan database sehingga aplikasi dan database sulit dipisahkan. Sebenarnya tight coupling dapat menyederhanakan program dan desainnya, namun hal ini juga dapat menyebabkan hilangnya batasan antara aplikasi dan database, juga akan menimbulkan masalah baru bila akan migrasi ke OODB lainnya atau kembali ke RDB.
Coupling berarti keterkaitan antara aplikasi dan database. Tight coupling berarti keterkaitan yang kuat antara aplikasi dan database sehingga aplikasi dan database sulit dipisahkan. Sebenarnya tight coupling dapat menyederhanakan program dan desainnya, namun hal ini juga dapat menyebabkan hilangnya batasan antara aplikasi dan database, juga akan menimbulkan masalah baru bila akan migrasi ke OODB lainnya atau kembali ke RDB.
2.
Kurangnya dukungan platform
Pada dasarnya OODB diterapkan untuk dapat berintegrasi dengan semua bahasa pemrograman berorientasi objek, namun sampai sekarang kebanyakan OODBMS hanya mendukung bahasa pemrograman C++ dan Java saja.
Pada dasarnya OODB diterapkan untuk dapat berintegrasi dengan semua bahasa pemrograman berorientasi objek, namun sampai sekarang kebanyakan OODBMS hanya mendukung bahasa pemrograman C++ dan Java saja.
3.
Sulit bermigrasi
Cara penyimpanan dan pengambilan data dalam OODB sangat berbeda dengan RDB. Begitu juga dengan cara pengaksesannya. Oleh karena itu, dibutuhkan komitmen yang kuat dalam memilih DBMS yang akan digunakan, sekali bermigrasi ke OODB, akan sulit untuk kembali ke RDB.
Cara penyimpanan dan pengambilan data dalam OODB sangat berbeda dengan RDB. Begitu juga dengan cara pengaksesannya. Oleh karena itu, dibutuhkan komitmen yang kuat dalam memilih DBMS yang akan digunakan, sekali bermigrasi ke OODB, akan sulit untuk kembali ke RDB.
4.
Kebutuhan ketrampilan
Karena OODB masih tergolong baru dan masih relatif jarang penggunaannya, cukup sulit menemukan orang yang memiliki pemahaman OODB bila dibandingkan dengan orang yang memiliki pemahaman RDB. Selain itu, untuk memahami OODB, diperlukan pelatihan khusus sebab terdapat banyak perbedaan pendekatan dengan RDB.
Karena OODB masih tergolong baru dan masih relatif jarang penggunaannya, cukup sulit menemukan orang yang memiliki pemahaman OODB bila dibandingkan dengan orang yang memiliki pemahaman RDB. Selain itu, untuk memahami OODB, diperlukan pelatihan khusus sebab terdapat banyak perbedaan pendekatan dengan RDB.
5.
Query yang kompleks
Kemampuan logika yang mendalam sangat diperlukan dalam OODB. Masing-masing OODB dapat memiliki cara pemanggilan query yang berbeda-beda. Selain menggunakan object ID-nya saja, pengaksesan suatu data dapat menggunakan range, pola, dan berbagai kriteria lain yang mungkin kelihatan tidak berhubungan.
Kemampuan logika yang mendalam sangat diperlukan dalam OODB. Masing-masing OODB dapat memiliki cara pemanggilan query yang berbeda-beda. Selain menggunakan object ID-nya saja, pengaksesan suatu data dapat menggunakan range, pola, dan berbagai kriteria lain yang mungkin kelihatan tidak berhubungan.
db4o untuk OODBMS
Db4o merupakan OODBMS yang hadir
dalam 2 versi yaitu versi Komersial dan GPL, serta berjalan di dua platform
Java dan dotNet.
Keunikan dari Db4o adalah Db4o sebagai native object database
sehingga sangat ideal untuk di-embed ke dalam equipment atau device, baik
mobile, desktop, dan server platform.
Footprint Db4o dapat dibilang cukup kecil sehingga membuat Db4o lebih
efektif untuk diembed ke dalam device yang memiliki kapasitas memori yang
kecil.
Walaupun memiliki footprint yang kecil, namun class library Db4o
menyediakan fitur fitur yang lengkap. Seperti Concurrency control, replikasi
data, dan native query. System Db4o tidak banyak membutuhkan administrasi
sehingga db4o cocok jika Diembed ke dalam aplikasi.
Instalasi OODBMS Db4o pada NetBeans IDE
Buka website Db4o di alamat
www.Db4o.com, kemudian download db4o serta Object Manager. Untuk Setting IDE
dengan Db4o Engine Class Library, karena penulis menggunakan Java NetBeans,
maka dalam hal ini dilakukan setting NetBeans IDE. Membuat setting IDE dengan
Db4o Engine Class Library merupakan kegiatan yang wajib dilakukan sebelum
memulai pembuatan object. Begitu anda memulai project baru, pada bagian
Librariesnya klik kanan folder tersebut dan pilih Add Jar…
Setelah menu pop up Add Jar diklik, maka akan muncul dialog yang
menanyakan dimana lokasi file jar berada. Langkah selanjutnya cari lokasi drive
dan folder dimana Db4o diinstal. Setelah ketemu, masuklah ke folder tersebut
dan cari ke dalam folder Lib dan akan ditemukan beberapa file JAR didalamnya.
Pilihlah salah satu file jar Db4o Engine Class Library tersebut.
OODBMS Db4o pada Eclipse IDE
1. Buat fólder dengan
nama lib pada Project directory, jika belum ada.
2.
Copy db4o-*.jar pada folder tersebut.
3.
Klik kanan pada Project anda pada Package Explorer dan Pilih Refresh
4. Klik kanan pada Project
anda kembali pada Package Explorer dan
Pilih Properties
5.
Pilih “Java Build Path” pada bagian dalam Treeview.
6.
Pilih halam tab Libraries.
7.
Klik “Add Jar”
8. Fólder Lib seharusnya
tampil pada Project anda.
9. Pilih db4o-*.jar pada
fólder tersebut.
10.
Tekan OK dua kali….:-)
Contoh Script Java pada database db40
No comments:
Post a Comment